Oleh : Muhammad Tegar K.K, S.Pt 
Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama 

Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten oleh peternak kecil dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan usaha-usaha baik dilakukan rakyat atau pemerintah. Tiga tujuan pembangunan pertanian yang dimuat didalam rencana pembangunan pertanian 2005-2009 adalah pencapaian ketahanan pangan,pengembangan agribisnis dan peningkatan kesejahteraan petani (Deptan,2005).

KERANGKA PENDEKATAN MASALAH
Ada tiga hal yang dihadapi oleh suatu aktivitas ekonomi yaitu apa yang ingin dicapai dan apa masalah perusahaan (faktor internal) dan peluang (faktor eksternal) yang dihadapi dalam pencapaian keinginan tersebut. Dengan melakukan auditing kepada dua faktor tersebut dapat diketahui strategi dan tindakan yang akan dilakukan. Atas dasar ini penggunaan analisis SWOT sangat tepat. Analisis SWOT (Bradfod et al.,2005)tak lain adalah melakukan auditing agribisnis wilayah dengan menggunakan dua faktor penilaian yaitu internal dan eksternal agribisnis. Faktor internal agribisnis terdiri atas kekuatan/Strengths (S),kelemahan/weakness (W). Sedangkan faktor eksternal terdiri atas peluang/opportunities (O) dan ancaman/Threats (T).Faktor S terdiri atas variabel-variabel internal yang merupakan kemampuan yang dikuasai dam dimiliki. Misalnya tingkat pendidikan,ketersediaan lahan,air dan sebagainya. Arah  vektor positif. Faktor (O) merupakan variabel-variabel yang bersifat eksternal namun diperkirakan dapat dikuasai dan dimiliki dengan arah vektor adalah positif. Sedangkan faktor (T) mempunyai variabel-variabel yang sama dengan O hanya arah vektor negatif.

Analisis SWOT umum digunakan dalam mengevaluasi kondisi suatu usaha (Mindtools,1999). Tujuannya adalah menetapkan kondisi suatu usaha dalam diagram melalui suatu sistem penilaian. Salah satu manfaat dari pendekatan SWOT adalah kemampuanya mengarahkan kebijakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Sistem penilaian SWOT sering dianggap mempunyai kadar subjektivitas. Namun,dengan menggunakan informasi dilapang dan justifikasi para ahli,sifat subjektivitas dapat dikurangi atau dengan kata lain hasil analisis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pendekatan  SWOT  dilakukan dua tingkat. Pertama,pada tingkat agribisnis khususnya agribisnis peternakan rakyat. Kedua,pada tingkat pemerintah sebagai pihak yang sebenarnya dapat berfungsi sebagai penguasa wilayah dimana agribisnis peternakan dikembangkan.

MASALAH DAN TANTANGAN
Dalam analisis SWOT kata”masalah”diterjemahkan sebagai pengungkapan kelemahan dan kekuatan agribisnis sebagai faktor internal. Sedngkan kata “tantangan”diterjemahkan sebagai ancaman dan peluang yang dihadapi sebagai faktor eksternal. Masalah dan tantangan sekaligus dibahas pada tingkat agribisnis ternak rakyat dan pemerintah.

-Globalisasi Ekonomi (faktor eksternal)
Yang patut mendapat perhatian dalam kerangka perkembangan industri agribisnis ternak dalam negeri adalah perubahan globalisasi dan permintaan pangan hasil ternak dalam negeri. Perubahan-perubahn tersebut dapat memberikan keuntungan atau sebaliknya,sangat tergantug bagaimana posisi sikap yang diambil oleh Indonesia.

-Masalah Umum Pengembangan Peternakan (faktor internal)
Struktur industri peternakan untuk semua komoditas ternak domestik sebagian besar (60-80persen) tetap bertahan dalam bentuk usaha rakyat. Usaha rakyat mempunyai ciri-ciru antara laintingkat pendidikan peternak yang masih rendah,pendapatan rendah,penerapan manajemen dan teknologi konvensional,lokasi ternak menyebar luas,ukuran skala usaha relatif sangat kecil serta pengadaan input utama yaitu HMT yang masih tergantung pada musim. Ketersediaan tenaga kerja keluarga,penguasaan lahan HMT yang terbatas,produksi butir-butiran terbatas dan sebagian tergantung pada impor.

Faktor penghambat utama bagi perkembangan peternakan rakyat adalah ketersediaan HMT dan butir-butiran. Indonesia memproduksi HMT untuk ruminansia besar berlimpah,tersebar diseluruh wilayah,namun sebagian besar terbuang. Pada sisi lain peternak membutuhkan  tenaga kerja untuk mencari HMT . pengadaan input yang tidak efektif seperti itu dilakukan oleh jutaan peternak. Jika tidak ada lembaga jasa penyediaan HMT,maka kesulitan tenaga kerja akan menjadi pembatas pengembangan ternak dan skala usaha untuk ternak sapi potong,sapi perah,kerbau,kambing,ditingkat peternak. Mereka tidak memiliki modal untuk membayar tenaga upahan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan skala usaha melebihi kemampuan ketersediaan tenaga kerja justru membuat usaha menjdi tidak efisien (Yusdja,2005;Swastika et al.,2000)

STRATEGI DAN KEBIJAKAN
-          Strategi Dasar Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalm strategi dasar yaitu sebagai berikut,sumberdaya,komoditas,dan produk ternak. -          Memenuhi kebutuhan dasar -          Pengendalian penyakit -          Strategi pengembangan agribisnis -          Pengembangan agribisnis usaha rakyat -          Pengembangan agribisnis skala menengah -          Pengembangan agribisnis skala besar

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN
-          Sumberdaya manusia (SDM) -          Pendekatan lokasi spesifk untuk ternak spesifik -          Memperhatikan struktur dan sistem produksi ternak -          Membina kerjasama investasi dan pembiayaan saling menguntungkan -          Strategi mencapai ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA
Bradfod,Robert.W.,Duncan,Peter.J.,Tarcy,Brian.2005.Simplifed Srategic Planning.Internet Center for Management and Business Administration,Inc.

Departemen Pertanian.2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009.Departemen Pertanian.

Mindtools.1999.”SWOT Analysis-Strengths,Weakness,Opportunities,Threats.”PMI-Plus-Minus-Interesting.https://WWW.Mindtools.Com/Swot.html

Swastika,D.K.S.,N.Ilham,T.B.Purwantini dan I.Sodikin.2000.Dampak Krisis Ekonomi terhadap Prospek Pengembangan Peternakan Sapi Perah.Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian,Departemen Pertanian,Bogor.

Yusdja.Y.2005.Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia. Makalah disampaikan dalam seminar menuju Indonesia sebagai kolam Susu. Bandung Oktober 2005. Departemen Pertanian.