Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) merupakan kerjasama pembangunan diantara negara-negara berkembang dalam rangka mencapai kemandirian bersama yang dilandasi oleh solidaritas, kesetaraan (mutual opportunity) dan saling menguntungkan (mutual benefit). Kerjasama ini merupakan cita-cita bersama Negara-Negara di benua Asia dan Afrika untuk bisa bekerjasama menuju kemandirian ekonomi, politik, sosial.
Sebagai Center of Excellent di bidang peternakan terutama di Inseminasi Buatan, BBIB Singosari selalu dipercaya sebagai implementing agencies oleh Pemerintah Indonesia. BBIB Singosari telah melaksanakan banyak program di bidang Inseminasi buatan. Tentunya peran aktif BBIB Singosari telah memberikan dampak positif pada aspek ekonomi, politik, dan juga sosial budaya baik bagi Negara Indonesia sendiri dan juga Negara bantuan.
Sejak tahun 2015 sampai saat ini, beberapa rangkaian Bimbingan Teknis Internasional telah diselenggarakan oleh BBIB Singosari bagi Negara Kyrgyzstan diantaranya yang melibatkan sekitar 86 orang peserta dari Kyrgyzstan dengan berbagai latar belakang diantaranya officer, akademisi, petugas teknis, praktisi dan kalangan bisnis. Rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis tersebut adalah salah satu bentuk kerjasama Reverse Linkage Project  antara Pemerintah Indonesia- Islamic Development Bank (IDB)– Pemerintah Kyrgyzstan. Kerjasama ini merupakan turunan dari MoU antara Bappenas dan IDB.
Selain dengan Negara Kyrgyzstan, Pemerintahan Indonesia juga menjalin kerjasama dengan Suriname yang merupakan bagian dari KSST Reverese Linkage . Kerjasama tersebut diawali pada tahun 2017 dimulai dengan adanya kegiatan Diagnostic Mission pemerintahan Indonesia ke Suriname, dan dilanjutkan dengan kunjungan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Pemerintahan Suriname ke Indonesia. Kegiatan kerjasama ini direncanakan dilaksanakan selama 3 tahun. Tahun pertama berupa workshop untuk senior officer Suriname sebanyak 5 orang. Tahun kedua kegiatan adalah berupa training, magang dan technical assistance dan tahun ketiga kegiatan berupa training, technical assistance serta kegiatan monitoring dan evaluasi.
Pada awal Februari 2018, Duta Besar RI untuk Suriname, Dominicus Supratikno berkunjung ke BBIB Singosari untuk menindaklanjuti kerjasama bidang peternakan yang sedang dijalin antara Pemerintahan Indonesia dan Pemerintahan Suriname. Kedatangan D, Supratikno disambut oleh Kepala BBIB Singosari dan Kepala Bidang Pemasaran dan Informasi, untuk langsung berkeliling melihat koleksi pejantan dan kemajuan teknologi yang dimiliki BBIB Singosari. D. Supratikno mengungkapkan kekagumannya terhadap teknologi inseminasi buatan, dan berharap terus dikembangkan sehingga Indonesia menjadi negara rujukan di bidang inseminasi buatan. “Negara Suriname adalah negara kecil namun potensi peternakannya besar, Suriname perlu belajar banyak dari BBIB Singosari†imbuh D. Supratikno. Setelah dari BBIB Singosari, agenda kunjungan dilanjutkan ke salah satu peternakan rakyat di daerah Dau, Kota Batu dengan maksud untuk melihat manajemen peternakan rakyat di Indonesia agar bisa diterapkan di Negara Suriname.
Sebagai Center of Excellent di bidang peternakan terutama di Inseminasi Buatan, BBIB Singosari selalu dipercaya sebagai implementing agencies oleh Pemerintah Indonesia. BBIB Singosari telah melaksanakan banyak program di bidang Inseminasi buatan. Tentunya peran aktif BBIB Singosari telah memberikan dampak positif pada aspek ekonomi, politik, dan juga sosial budaya baik bagi Negara Indonesia sendiri dan juga Negara bantuan.
Sejak tahun 2015 sampai saat ini, beberapa rangkaian Bimbingan Teknis Internasional telah diselenggarakan oleh BBIB Singosari bagi Negara Kyrgyzstan diantaranya yang melibatkan sekitar 86 orang peserta dari Kyrgyzstan dengan berbagai latar belakang diantaranya officer, akademisi, petugas teknis, praktisi dan kalangan bisnis. Rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis tersebut adalah salah satu bentuk kerjasama Reverse Linkage Project  antara Pemerintah Indonesia- Islamic Development Bank (IDB)– Pemerintah Kyrgyzstan. Kerjasama ini merupakan turunan dari MoU antara Bappenas dan IDB.
Selain dengan Negara Kyrgyzstan, Pemerintahan Indonesia juga menjalin kerjasama dengan Suriname yang merupakan bagian dari KSST Reverese Linkage . Kerjasama tersebut diawali pada tahun 2017 dimulai dengan adanya kegiatan Diagnostic Mission pemerintahan Indonesia ke Suriname, dan dilanjutkan dengan kunjungan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Pemerintahan Suriname ke Indonesia. Kegiatan kerjasama ini direncanakan dilaksanakan selama 3 tahun. Tahun pertama berupa workshop untuk senior officer Suriname sebanyak 5 orang. Tahun kedua kegiatan adalah berupa training, magang dan technical assistance dan tahun ketiga kegiatan berupa training, technical assistance serta kegiatan monitoring dan evaluasi.
Pada awal Februari 2018, Duta Besar RI untuk Suriname, Dominicus Supratikno berkunjung ke BBIB Singosari untuk menindaklanjuti kerjasama bidang peternakan yang sedang dijalin antara Pemerintahan Indonesia dan Pemerintahan Suriname. Kedatangan D, Supratikno disambut oleh Kepala BBIB Singosari dan Kepala Bidang Pemasaran dan Informasi, untuk langsung berkeliling melihat koleksi pejantan dan kemajuan teknologi yang dimiliki BBIB Singosari. D. Supratikno mengungkapkan kekagumannya terhadap teknologi inseminasi buatan, dan berharap terus dikembangkan sehingga Indonesia menjadi negara rujukan di bidang inseminasi buatan. “Negara Suriname adalah negara kecil namun potensi peternakannya besar, Suriname perlu belajar banyak dari BBIB Singosari†imbuh D. Supratikno. Setelah dari BBIB Singosari, agenda kunjungan dilanjutkan ke salah satu peternakan rakyat di daerah Dau, Kota Batu dengan maksud untuk melihat manajemen peternakan rakyat di Indonesia agar bisa diterapkan di Negara Suriname.