Cacing hati pada organ liver sapi/domba/kambing yang disembelih terkadang kita jumpai pada saat berkurban. Cacing ini membentuk tonjolan yang terkadang bewarna putih atau merah pada hati hewan kurban. Saat berkurban dan menemukan cacing tersebut, kemudian timbul pertanyaan, aman kah daging ternak tersebut untuk dikonsumsi?
Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa jenis spesies penyebab cacing hati. Di Indonesia sering sekali ditemukan jenis infeksi akibat cacing Fasciola hepatica (liver fluke). Cacing ini hidup pada hati atau saluran empedu dari ternak inangnya, kemudian bertelur pada kelenjar empedu dan selanjutnya dibawa ke usus dari hewan ternak. Telur cacing tersebut selanjutnya keluar bersama feses dalam bentuk miracidia yang mampu bergerak, pada kondisi yang mendukung telur akan menemukan inang perantara yang biasanya berupa siput. Di dalam tubuh siput telur miracidia tadi berkembang menjadi beberapa tahapan sampai keluar dari tubuh siput dalam bentuk cercaria. Di luar tubuh cercaria akan berkembang dalam waktu 6-7 minggu bahkan ada yang berbulan-bulan hingga menjadi bentuk yang siap menginfeksi ternak kembali yang disebut metacercariae.
Cacing hati mungkin dapat menginfeksi manusia yang secara tidak sengaja mengkonsumsi telur cacing dalam bentuk metacercaria ini dari air ataupun daun yang membawanya. Tetapi jika mengkonsumsi hewan kurban yang ada cacing hatinya, daging kurban tidak berisiko untuk menjadi agen penularan pada manusia. Jika anda menemukan ternak kurban yang memiliki cacing hati, maka anda bisa membuang bagian hati yang terkena cacing saja karena secara estetik bagian ini tidak layak untuk dikonsumsi. Jika infeksinya cukup parah sehingga sebagian besar hati terinfeksi, mungkin anda bisa menyingkirkan seluruh organ hati, namun daging ternak yang lain masih bisa dikonsumsi oleh manusia. Akan tetapi, jangan lupa untuk mengubur seluruh isi perut dari ternak tersebut, terutama dari usus. Pada ternak yang dijumpai cacing dewasa di hatinya, sering kali ada telur cacing tersebut pada usus maupun fesesnya. Dengan mengubur seluruh isi perut terutama isi ususnya diharapkan akan dapat memutus siklus hidup cacing agar tidak menginfeksi ternak lain nantinya.