[:id]Perkembangan Bioteknologi di bidang peternakan telah memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat peternak di Indonesia yaitu inseminasi buatan (IB) dan embrio transfer (TE). Dengan inseminasi buatan peternak sudah bisa menentukan jenis sapi yang akan mereka kembangkan, seperti Simmental, Limousin, Charolais, Frisian Holstein (FH), Ongole, Brahman atau Peranakan Ongole. Manfaat IB diantaranya memperbaiki kualitas sapi melalui mutu genetika ternak, dengan adanya IB pada sapi lokal dapat menghasilkan anak sapi unggul. Disamping itu, IB juga meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur; efesiensi biaya dan waktu dengan tidak perlu memelihara pejantan dan mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding).

 

Perkembangan IB dengan sperma sexing dapat berguna untuk mendapatkan pedet dengan jenis kelamin yang diharapkan. Jenis kelamin ditentukan oleh adanya kromosom X dan Y pada spermatozoa pejantan (Garner dan Hafez 1993). Spermatozoa berkromosom X, jika membuahi sel telur akan menghasilkan embrio betina. Sedangkan spermatozoa berkromosom Y, akan menghasilkan embrio jantan (Susilawati et al. 1999). Spermatozoa X dan Y masing-masing berbeda dalam ukuran dan bentuk spermatozoa, berat, densitas, motilitas, muatan dan kandungan biokimia pada permukaannya (Hafez 1993). Beberapa perbedaan ini menyebabkan spermatozoa X dan Y memungkinkan untuk dipisahkan.

Potensi yang besar pada peternakan rakyat sebagai lumbung ternak harus terus dioptimalkan produktivitasnya. Melalui aplikasi inseminasi buatan dengan sperma sexing dapat meningkatkan efisiensi dalam usaha peternakan yang dijalankan. Penggunaan sperma sexing Y pada IB untuk meningkatkan persentase kelahiran pedet jantan sangat tepat untuk pembibitan sapi potong guna mencukupi kebutuhan sapi bakalan penggemukan. Pada peternakan sapi perah dengan aplikasi IB dengan sperma sexing X dilaksanakan untuk meningkatkan persentase kelahiran pedet betina sebagai calon induk yang menghasilkan susu.

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari selain melakukan inovasi dengan semen beku sexing, juga memproduksi semen beku hewan kesayanan seperti ikan, ayam, kuda. Selain itu, dengan bekerja sama dengan pihak terkait, kami juga memproduksi semen beku hewan konservasi seperti Sapi Galekan, Kambing Gambrong, Domba Sapudi, Banteng. Serta hewan-hewan liar bekerja sama dengan taman safari.(DRw)

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 Garner DL, Seidel GE Jr. 2000. Sexing bull sperm. In: Chenoweth PJ (ed). Topics in Bull Fertility. International Veterinary Information Services IVISO. Colorado State University, Fort Collins, Colorado, USA.

Gunawan M, Kaiin EM, Said S, Tappa B. 2013a. Keberhasilan Kebuntingan Hasil Inseminasi Buatan Menggunakan Sperma Sexing di Kawasan Peternakan Sapi Perah Bogor dan Tasikmalaya. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan, Bogor

Hafez ESE. 1993. Reproduction in Farm Animals. 6th ed. Lea Febiger. Philadelphia.

Kaiin EM, Gunawan M, Afiati F, Said S, Tappa B. 2012. Production of frozen sexing sperm separated with BSA column method with standardized on artificial insemination center. Proceedings International Conference on Biotechnology, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Cibinong Bogor.

Kaiin EM, Tappa B, Said S, Afiati F, Gunawan M, Yanthi ND. 2003. Aplikasi Bioteknologi untuk produksi bibit sapi yang sudah diketahui jenis kelaminnya. [Laporan Teknik Penelitian]. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Cibinong, Bogor.

Situmorang P, Sianturi RG, Kusumaningrum DA, Maidaswar R. 2014. Kelahiran anak sapi perah betina hasil inseminasi buatan menggunakan sexed sperma yang dipisahkan dengan kolom albumin telur. JITV 18 (3): 185-191.[:]