Pertemuan FGD Kerja Bersama Konservasi Domestikasi Banteng Baluran telah dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2017 di BBIB Singosari. Pertemuan dibuka oleh Kepala BBIB Singosari dan dihadiri oleh Tim Universitas Jember ( Dr. W. Subchan. MS, PhD sebagai Wakil Rektor I, Dr. Maulana MSc, Dr. Hidayat Teguh W), Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo, Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo, Struktural dan Fungsional BBIB Singosari. Tujuan dari FGD ini adalah (1) pengkajian, penelitian dan pengembangan dalam rangka menjaga kelestarian banteng (2) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan, memperkukuh dan menjamin keberlanjutan eksistensi Banteng (3) Melaksanakan publikasi bersama hasil – hasil kajian, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan seluruh komponen dalam melestarikan Banteng secara berkelanjutan.
Disampaikan oleh Kepala BBIB Singosari bahwa balai ini dalam melaksanakan salah satu tugas dan fungsinya yaitu pelestarian melalui penyelamatan materi genetik ternak yang populasinya tidak aman dengan menampung semen dan menyimpan dalam bentuk semen beku (frozen semen). Sedangkan Tim Universitas Jember memaparkan dalam presentasinya bahwa saat ini perlu dilakukan konservasi insitu terhadap banteng di Taman Nasional Baluran melalui penetapan kawasan pelestarian oleh Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan karena status populasi banteng dalam kondisi kritis, mempunyai nilai sosial budaya yang tinggi dan nilai keragaman genetik yang tinggi.
Untuk mendukung itu semua Universitas Jember (Unej) telah melakukan langkah konkrit yaitu (1) bekerjasama melalui MOUdengan Bupati Situbondo dalam rangka kegiatan pencarian dan pengumpulan informasi Banteng Baluran yang kemudian diikuti dengan identifikasi, karakterisasi, inventarisasi, dan evaluasi. (2) Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan Provinsi Jawa Timur untuk mendatangkan sapi Bali betina dalam rangka keragaman genetik banteng.
Dilaporkan juga oleh Unej bahwa  di wilayah Dusun Karang Tekok bagian dari wilayah kawasan Taman Nasional Baluran tidak hanya terdapat banteng akan tetapi juga ditemukan sapi PO lebih kurang 3000 ekor yang dikelola masyarakat setempat. Untuk itu diharapkan Tim ini dapat melakukan pembinaan melalui budidaya ternak dengan mengoptimalkan intensifikasi IB dan teknologi pakan sehingga kedepan wilayah itu menjadi industri daging dan pakan ternak.
Dalam sesi diskusi masing masing institusi menyepakati kerja bersama dengan memberikan tanggung jawab untuk dapat mengoptimalkan kegiatan konservasi dan domestikasi Banteng. Kesiapan Pemerintah daerah Kabupaten Situbondo diantaranya dukungan regulasi pengembangan dan konservasi Banteng dan mengembangkan wisata taman nasional baluran serta melaksanakan teknis IB dan pengembangan pakan ternak. Untuk Taman Nasional Baluran akan menyediakan banteng pure breed, pemanfaatan lahan exiting pengembangan banteng dan lahan gentong untuk pengembangan industri pakan. Universitas Jember melakukan kajian konservasi domestikasi Banteng serta kajian sosiologi Masyarakat dan rekayasa social, melaksanakan teknologi peternakan dan kesehatan hewan, memasukkan sapi bali yang berasal dari Provinsi Bali untuk meningkatkan keragaman genetik Banteng, melibatkan Mahasiswa dalam kegiatan konservasi. BBIB Singosari akan mendukung melalui penyelamatan materi genetik Banteng dengan menampung semen dan menyimpan dalam bentuk semen beku (frozen semen), menyediakan semen beku banteng cross, membantu peningkatan kompetensi petugas dan masyarakat dengan menyediakan Sumber Daya Manuasia  ahli dalam mengembangan peternakan di Taman Nasional Baluran.
Disela istirahat siang rombongan meninjau seluruh area BBIB Singosari mulai dari, kebun hijauan pakan ternak, tempat pengolahan pakan ternak, kandang sapi pejantan unggul, area penampungan, laboratorium produksi semen beku, bank sperma dan kantor pemasaran diakhiri ke museum IB. (AW)
Disampaikan oleh Kepala BBIB Singosari bahwa balai ini dalam melaksanakan salah satu tugas dan fungsinya yaitu pelestarian melalui penyelamatan materi genetik ternak yang populasinya tidak aman dengan menampung semen dan menyimpan dalam bentuk semen beku (frozen semen). Sedangkan Tim Universitas Jember memaparkan dalam presentasinya bahwa saat ini perlu dilakukan konservasi insitu terhadap banteng di Taman Nasional Baluran melalui penetapan kawasan pelestarian oleh Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan karena status populasi banteng dalam kondisi kritis, mempunyai nilai sosial budaya yang tinggi dan nilai keragaman genetik yang tinggi.
Untuk mendukung itu semua Universitas Jember (Unej) telah melakukan langkah konkrit yaitu (1) bekerjasama melalui MOUdengan Bupati Situbondo dalam rangka kegiatan pencarian dan pengumpulan informasi Banteng Baluran yang kemudian diikuti dengan identifikasi, karakterisasi, inventarisasi, dan evaluasi. (2) Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan Provinsi Jawa Timur untuk mendatangkan sapi Bali betina dalam rangka keragaman genetik banteng.
Dilaporkan juga oleh Unej bahwa  di wilayah Dusun Karang Tekok bagian dari wilayah kawasan Taman Nasional Baluran tidak hanya terdapat banteng akan tetapi juga ditemukan sapi PO lebih kurang 3000 ekor yang dikelola masyarakat setempat. Untuk itu diharapkan Tim ini dapat melakukan pembinaan melalui budidaya ternak dengan mengoptimalkan intensifikasi IB dan teknologi pakan sehingga kedepan wilayah itu menjadi industri daging dan pakan ternak.
Dalam sesi diskusi masing masing institusi menyepakati kerja bersama dengan memberikan tanggung jawab untuk dapat mengoptimalkan kegiatan konservasi dan domestikasi Banteng. Kesiapan Pemerintah daerah Kabupaten Situbondo diantaranya dukungan regulasi pengembangan dan konservasi Banteng dan mengembangkan wisata taman nasional baluran serta melaksanakan teknis IB dan pengembangan pakan ternak. Untuk Taman Nasional Baluran akan menyediakan banteng pure breed, pemanfaatan lahan exiting pengembangan banteng dan lahan gentong untuk pengembangan industri pakan. Universitas Jember melakukan kajian konservasi domestikasi Banteng serta kajian sosiologi Masyarakat dan rekayasa social, melaksanakan teknologi peternakan dan kesehatan hewan, memasukkan sapi bali yang berasal dari Provinsi Bali untuk meningkatkan keragaman genetik Banteng, melibatkan Mahasiswa dalam kegiatan konservasi. BBIB Singosari akan mendukung melalui penyelamatan materi genetik Banteng dengan menampung semen dan menyimpan dalam bentuk semen beku (frozen semen), menyediakan semen beku banteng cross, membantu peningkatan kompetensi petugas dan masyarakat dengan menyediakan Sumber Daya Manuasia  ahli dalam mengembangan peternakan di Taman Nasional Baluran.
Disela istirahat siang rombongan meninjau seluruh area BBIB Singosari mulai dari, kebun hijauan pakan ternak, tempat pengolahan pakan ternak, kandang sapi pejantan unggul, area penampungan, laboratorium produksi semen beku, bank sperma dan kantor pemasaran diakhiri ke museum IB. (AW)