Oleh : Muhammad Tegar K.K., S.Pt
Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama

Enzim Pencernaan dalam Usus Ruminansia
Secara anatomi usus halus dibagia menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Pada doedenum bermuara getah pancreas yang mengandug semua enzim pencernaan zat makanan dan tempat bermuaranya garamempedu yang diproduksi di hati dan disimpan dalam kantong empedu Empedu mengandung garam garam yang penting untuk absorpsi lemak.jejenum dan ileum mempunyai vili yang panjang untukmemperluas permukaan guna efisiensi penyerapan. Usus halus terutama duodenum merupakan tempat utama pencernaan enzimatis dan penyerapan paling efisien dan tersebar (Despal, 2007).
Kisaran nilai pH di usus halus yaitu 5,5 sampai degan 6,4 pada pedet dan lebih tinggi pada sapi dewasa. NilaipH 7.0 sampai dengan 8.0 merupakan kondisi yang optimal untuk aktifitas enzim pancreas. Pada fetus sapi (post partum) ditemukan bahwa enzim yang bekerja optima dengan jumlah yang cukup banyak pada usus halus adalah Laktase, cellobiase, maltase dan trehalase. Pada umur fetus 6 buln sampai parts, lactase meningkat signifikan hingga 50% dan cellobiase dan trelease jumlahnya menurun, dan aktifitas maltase tidak berubah (Guilloteau 2009).
Ada tiga golongan enzim yang disekresi oleh usus halus, yaitu karbohidrase, protease dan lipase.
1. Karbohidrase bekerja pada pertautan glikosidik antara unit mono-sakarida. α -Amilase menghidrolisis pertautan pati 1,4 glikosidik dan glikogen. Jenis karbohidrase antara lain yaitu sukrase, maltase, laktase. Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa.
2. Enzim protease menghidrolisis pertautan peptida. Jenis enzim ini yaitu pepsin, rennin, tripsin, khimotripsin, karboksi peptidase, aminopeptidase, dipeptidase. Enzim-enzim tersebut menghidrolisis protein dan peptida tertentu ke dalam bentuk asam amino.
Enzim lipase disekresi getah pancreas, menghidrolisis lemak ke dalam bentuk monogliserida dan asam lemak. Terdapat pula sejumlah hidrolisis lengkap ke dalam asam lemak dan gliserol yang sangat terbatas. (Despal, 2007).
Pankreas terletak di lekukan duodenum dan cairan disekresikan masuk duodenum melalui duktus pankreatikus. Bila zat-zat asam dari lambung masuk ke dalam duodenum, epitel usus akan mengeluarkan hormon yang masuk kedalam pembuluh. Hormon ini mensekresikan sekretin yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan ion bikarbonat yang berkadar tinggi untuk menetralisis asam lambung. Keadaan ini akan merangsang hormon lain yaitu pankreozimin yang dikeluarkan mukosa usus, terutama karena pengaruh peptide yang masuk ke dalam duodenum merangsang pancreas untuk menghasilkan proenzim dan enzim juga termasuk tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase, alfa amilase, lipase, lesitinase dan nuclease.
Enterokinase adalah enzim yang dihasilkan mukosa usus duodenum yang mengubag zimogen dan tripsinogen yang belum aktif menjadi tripsin yang aktif yang akan mengurai ikatan peptida. Ikatan peptide yang diuraikan adalah mempunyai gugus karboksil dari lisin dan arginin dan gugus karboksil dari asam-asam amino aromatik. Karboksipeptidase juga diaktifkan oleh tripsin yang akan mengurai ikatan peptida dari rantai akhir dengan memisahkan asam amino terminal yang mempunyai gugus karboksil bebas.
Lipase panckeas terlibat dalam hidrolisis lemak. Lemak meninggalkan lambung dalam bentuk globule-globule besar dan sangat sukar dihidrolisis. Tetapi globule besar ini diemulsi oleh garam empedu yang membantu lipase memghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Lesitin dihidrolisis oleh lesitinase menjadi asam-asam lemak, gliserol, H3PO4 dan kholin.
Asam-asam nukleat, DNA dan RNA dihidrolisis masing-masing oleh polinukleotidase, deoksiribonuklease dan ribonuklease menjadi nukleoside dan H3PO4. Nukleoside kemudian dihidrolisis nukleosidase menjadi purin, pirimidin dan tibose.

Mikroflora Dalam Usus Ruminansia
Bakteri selulosa adaLah bakteri yang paling banyak dalam usus dengan jumlah bakteri berhalo sebanyak 110×107 cfu/g dan yang tidak berhalo sebanyak 22×107 cfu/g (Hasana, 2015). Bakteri ini mampu mendegradasi selulosa, yang menunjukkan bahwa sapi potong memiliki kemampuan menyerap selulosa . Hal ini juga seduai dengan kondisi alamiah sapi bahwa yang mengkonsumsi rumput yang berserat dibandingkan, sehingga keberadaan akteri selulolitik lebih banyak didapatkan.
Keberadaan bakteri alami saluran pencernaan sapi potong paling banyak kedua, adalah bakteri fermentatif sebanyak 85×107 cfu/g bakteri yang berhalo, dan yang tidak berhalo sebanyak 26×107 cfu/g (Hasana, 2015). Keberadaan bakteri alami terbanyak ketiga pada saluran pencernan sapi potong, adalah bakteri amilolitik yaitu sebanyak 31x107cfu/g berhalo , dan yang tidakberhalo sebanyak 10×107 cfu/g (Hasana, 2015). Bakteri ini mampu mendegradasi pati, yang menunjukkan bahwa sapi potong memiliki kemampuan menyerap karbohidrat. Sedikitnya bakteri amilolitik yang didapatkan menguatkan bahwa pada proses pencernaan karbohidrat yang lolos dari degradasi rumen jumlahnya sangat sedikit sehingga populasi bakteri amilolitik juga sedikit.
Sedangkan bakteri yang paling sedikit jumlahnya di dalam pencernaan sapi potong
adalah bakteri proteolitik sebanyak 28×107 cfu/g dengan bakteri yang berhalo, dan yang tidak berhalo sebanyak 11×107 cfu/g (Hasana, 2015). Bakteri ini mempunyai kemampuan dalam mendegradasi protein tetapi kemampuannya tidak sebesar bakteri pendegradasi selulolitik, amilolitik dan fermentasi. Karena pakan yang dimakan sapi potong, lebih banyak mengandung serat daripada pakan berprotein. Selain itu hal ini dapat membuktikan bahwa protein yang lolos dari degradasi rumen jumlahnya sangat sedikit.

Daftar Pustaka
Despal. 2007. Pengantar Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, IPB. Bogor.
Guilloteau1 O, R Zabielski, J.W. Blum.2009. Gastrointestinal Tract And Digestion In The Young Ruminant: Ontogenesis, Adaptations, Consequences And Manipulations. Journal Of Physiology And Pharmacology 2009, 60, Suppl 3, 37-46
Hasana Uswarul, Nurmiati, Periandi.2015. Karakterisasi Mikroflora Alami Saluran Pencernaan Sapi Potong Sebagai Kandidat Probiotik Pakan Sapi Potong. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)