Malang,- Kementerian Pertanian melalui salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, yaitu Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIB Singosari) hari ini Kamis (17/10) selesai melatih 20 orang dari negara-negara Kawasan Afrika. Selama 28 hari, sejak 22 September sampai dengan 19 oktober 2024, perwakilan dari negara Nigeria, Tanzania, Zimbabwe, Madagascar, dan Ethiopia mengikuti program Pelatihan Optimalisasi Inseminasi Buatan yang berjudul, “ Training on Artificial Insemination for Cattle for African Countries.”
Pada kesempatan teersebut, Makmun, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang turut hadir pada penutupan acara menyampaikan, kegiatan ini sangat penting bagi Indonesia, terutama dalam kerangka Kerjasama Selatan - Selatan, dimana Indonesia berkontribusi untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat Global melalui peningkatan kapasitan sumber daya manusia bidang peternakan.
"Kami memberikan apresiasi dan terimakasih kepada BBIB Singosari yang telah mengadakan pelatihan untuk negara-negara Afrika ini. Untuk batch 1 telah dilaksanakan bulan Juli 2024, dan saat ini pelatihan batch 2, serta untuk tahap selanjutnya akan dilakukan pembimbingan secara langsung di negara peserta", ungkap Makmun. "Kedepan setelah SDM mereka siap, harapannya Indonesia mampu untuk membantu memenuhi kebutuhan semen beku di negara - negara di Kawasan Afrika", tambahnya.
Lebih lanjut Makmun menjelaskan, untuk implemensi penggunaan teknologi IB di beberapa negara Kawasan Afrika, Indonesia akan melakukan pengiriman tenaga ahli di bidang IB dan memberikan hibah semen beku.
Sebagai informasi, selama program pelatihan peserta telah mendapatkan materi mulai dari dalam kelas, praktik Inseminasi Buatan (IB) di Rumah Potong Hewan, dan Praktik langsung di Lapangan. Peserta juga mengunjungi Universitas Brawijaya, Koperasi-koperasi susu di sekitar Malang Raya, dan berbagai institusi untuk menambah referensi bagi peserta. "Dengan keseluruhan program, peserta mendapatkan pemahaman komprehensif yang dibutuhkan untuk mengembangkan Inseminasi Buatan di negaranya masing-masing", ujar Makmun.
Pada tahap selanjutnya dari program ini, BBIB Singosari akan mengirimkan tenaga ahli ke negara-negara peserta untuk melakukan pendampingan langsung. Juga akan dilakukan ekspor semen beku produksi BBIB Singosari ke 5 negara tersebut
Andomamy salah seorang peserta dari Madagaskar menyampaikan, pihaknya telah belajar banyak dari pelatihan bersama BBIB Singosari. "Pelatihan ini sangat penting bagi kami karena banyaknya permasalahan terkait dengan peternakan, terutama masalah inbreeding di negara kami", ungkapnya. "Pemahaman pentingnya teknologi IB ini menjadi solusi bagi peningkatan peternakan bagi negara kami.” tandasnya.
Bruce Tavrimirwa dari Zimbabwe juga mengungkapkan, pihaknya telah belajar banyak tentang optimalisasi Inseminasi
Buatan, kami belajar cara melakukan deteksi birahi dengan tepat sehingga bisa mengajari peternak di negara kami nantinya, untuk meningkatkan kualitas keberhasilan inseminasi buatan. "Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah Indonesia karena memberikan kami kesempatan untuk belajar banyak disini", ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Pertanian dengan Kementerian Luar Negeri, dengan dukungan pembiayaan dari Indonesian AID (Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI, Kementerian Keuangan) yang dilaksanakan oleh BBIB Singosari sebagai Center of Exelence. Seluruh rangkaian program ini merupakan bukti nyata komitmen Indonesia untuk dapat memberikan manfaat lebih bagi pengembangan peternakan dunia.(*)
Pada kesempatan teersebut, Makmun, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang turut hadir pada penutupan acara menyampaikan, kegiatan ini sangat penting bagi Indonesia, terutama dalam kerangka Kerjasama Selatan - Selatan, dimana Indonesia berkontribusi untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat Global melalui peningkatan kapasitan sumber daya manusia bidang peternakan.
"Kami memberikan apresiasi dan terimakasih kepada BBIB Singosari yang telah mengadakan pelatihan untuk negara-negara Afrika ini. Untuk batch 1 telah dilaksanakan bulan Juli 2024, dan saat ini pelatihan batch 2, serta untuk tahap selanjutnya akan dilakukan pembimbingan secara langsung di negara peserta", ungkap Makmun. "Kedepan setelah SDM mereka siap, harapannya Indonesia mampu untuk membantu memenuhi kebutuhan semen beku di negara - negara di Kawasan Afrika", tambahnya.
Lebih lanjut Makmun menjelaskan, untuk implemensi penggunaan teknologi IB di beberapa negara Kawasan Afrika, Indonesia akan melakukan pengiriman tenaga ahli di bidang IB dan memberikan hibah semen beku.
Sebagai informasi, selama program pelatihan peserta telah mendapatkan materi mulai dari dalam kelas, praktik Inseminasi Buatan (IB) di Rumah Potong Hewan, dan Praktik langsung di Lapangan. Peserta juga mengunjungi Universitas Brawijaya, Koperasi-koperasi susu di sekitar Malang Raya, dan berbagai institusi untuk menambah referensi bagi peserta. "Dengan keseluruhan program, peserta mendapatkan pemahaman komprehensif yang dibutuhkan untuk mengembangkan Inseminasi Buatan di negaranya masing-masing", ujar Makmun.
Pada tahap selanjutnya dari program ini, BBIB Singosari akan mengirimkan tenaga ahli ke negara-negara peserta untuk melakukan pendampingan langsung. Juga akan dilakukan ekspor semen beku produksi BBIB Singosari ke 5 negara tersebut
Andomamy salah seorang peserta dari Madagaskar menyampaikan, pihaknya telah belajar banyak dari pelatihan bersama BBIB Singosari. "Pelatihan ini sangat penting bagi kami karena banyaknya permasalahan terkait dengan peternakan, terutama masalah inbreeding di negara kami", ungkapnya. "Pemahaman pentingnya teknologi IB ini menjadi solusi bagi peningkatan peternakan bagi negara kami.” tandasnya.
Bruce Tavrimirwa dari Zimbabwe juga mengungkapkan, pihaknya telah belajar banyak tentang optimalisasi Inseminasi
Buatan, kami belajar cara melakukan deteksi birahi dengan tepat sehingga bisa mengajari peternak di negara kami nantinya, untuk meningkatkan kualitas keberhasilan inseminasi buatan. "Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah Indonesia karena memberikan kami kesempatan untuk belajar banyak disini", ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Pertanian dengan Kementerian Luar Negeri, dengan dukungan pembiayaan dari Indonesian AID (Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI, Kementerian Keuangan) yang dilaksanakan oleh BBIB Singosari sebagai Center of Exelence. Seluruh rangkaian program ini merupakan bukti nyata komitmen Indonesia untuk dapat memberikan manfaat lebih bagi pengembangan peternakan dunia.(*)