Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari kembali menerima 6 ekor sapi pejantan dari Balai Embrio Ternak Cipelang, diantaranya adalah dari bangsa Friesian Holstein, Aberdeen Angus, dan belgian blue masing-masing satu ekor, juga sapi bangsa Wagyu tiga ekor. Selain dari BET Cipelang, di tahun ini BBIB Singosari mendapatkan tujuh ekor Sapi Bali dari Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Denpasar. Calon pejantan unggul yang berasal dari dalam negeri ini sangat penting untuk replacement pejantan yang dimiliki oleh BBIB Singosari untuk Inseminasi Buatan sebagai produsen semen beku.
Sebelum dikirim dan diterima untuk dijadikan pejantan siap tampung di BBIB Singosari, Tim Seleksi Pejantan akan melakukan pemilihan calon pejantan di Balai-Balai Perbibitan seperti BET Cipelang maupun BPTU-HPT. Pemilihan calon pejantan didasarkan pada persyaratan-persyaratan seperti performa calon pejantan tersebut, calon pejantan harus memenuhi standar yang ditetapkan SNI, calon pejantan dengan kualitas yang melebihi standar SNI akan lebih diprioritaskan. Pejantan yang dipilih biasanya berumur dibawah 1 tahun dengan harapan akan siap ditampung semennya ketika sudah berumur 18 bulan (dewasa kelamin).
Di tahun 2019, BBIB Singosari menerima sejumlah replacement pejantan dari Balai Perbibitan seperti BPTU-HPT Denpasar yang merupakan penghasil utama bibit sapi bali, kemudian dari BPTU HPT Sembawa, BPTU HPT Padang Mengatas, dan BET Cipelang. Untuk detail bisa dilihat di dalam grafik data replacement pejantan selama tahun 2019.
Ketersediaan replacement pejantan untuk ditampung semennya dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) perbibitan merupakan komitmen bersama antar UPT untuk percepatan peningkatan jumlah populasi ternak di Indonesia. Kerjasama dan koordinasi yang kuat antar UPT menjamin adanya bibit-bibit ternak unggul bagi UPT lain maupun bagi Peternak. Hal ini sangat penting dalam usaha percepatan swasembada daging yang saat ini sedang diupayakan melalui SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan), yaitu program untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau secara berkelanjutan melalui salah satunya IB secara massal.