BBIB Singosari Gelar Forum Komunikasi Publik, Wujudkan Layanan dengan Hati
Menuju Swasembada Protein Hewani
Singosari, 17 Juli 2025 — Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari menggelar Forum Komunikasi Publik bertema “Melayani dengan Hati, Mendukung Swasembada Protein Hewani” pada Kamis (17/7), bertempat di Auditorium BBIB Singosari. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mitra kerja, institusi pendidikan, hingga perwakilan masyarakat yang menjadi bagian penting dalam ekosistem pelayanan publik di sektor peternakan.
Acara dibuka oleh Kepala BBIB Singosari, drh. Akbar, M.P., yang menegaskan pentingnya makna pelayanan publik yang berdampak nyata.
“Di balik setiap tetes semen beku yang kami distribusikan, ada harapan peternak, ada masa depan gizi bangsa. Komitmen kami adalah menghadirkan layanan yang tulus, cepat, tepat, dan berkualitas untuk mendukung swasembada protein hewani,” tegasnya.
Sebagai wujud nyata komitmen dalam peningkatan mutu layanan, pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Komitmen Layanan BBIB Singosari. Langkah ini menjadi simbol kesungguhan BBIB Singosari untuk terus memperbaiki kualitas layanan secara berkelanjutan, dengan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas dan orientasi pada kebutuhan masyarakat.
Forum ini juga menghadirkan narasumber dari Ombudsman RI. Dalam paparannya, Agus Muttaqin, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Jawa Timur, menekankan bahwa pelayanan publik harus dimaknai sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mewujudkan harapan masyarakat.
“Untuk itu, diperlukan tata kelola pemerintahan yang baik, birokrasi yang efektif, serta penyelenggaraan pelayanan publik yang bebas dari maladministrasi,” jelasnya.
Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama dalam sesi diskusi interaktif. Beragam masukan dan aspirasi disampaikan oleh perwakilan perguruan tinggi, pelaku usaha, hingga peternak. Mulai dari permintaan tarif khusus bagi mahasiswa, penyesuaian tarif IB kambing, usulan pengembangan eduwisata peternakan berbasis desa, hingga harapan penguatan pemantauan efektivitas IB di lapangan.
Menanggapi hal tersebut, BBIB Singosari menyatakan komitmennya untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Bentuk kolaborasi yang dimaksud mencakup penjajakan MoU, pendampingan riset, hingga kemitraan dalam peningkatan layanan.
Sambutan secara daring juga disampaikan oleh Ir. Nurwahidah, M.Si., Kepala Biro Organisasi dan SDM Aparatur Kementerian Pertanian. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan Permentan No. 08 Tahun 2025, BBIB Singosari tidak hanya bertanggung jawab dalam produksi dan distribusi semen beku, namun juga berperan dalam penguatan metode inseminasi buatan serta mendukung program nasional Makan Bergizi (MBG) untuk generasi sehat Indonesia.
Forum Komunikasi Publik ini menjadi langkah nyata BBIB Singosari dalam membangun hubungan yang transparan, partisipatif, dan responsif dengan masyarakat, sekaligus mendukung transformasi pelayanan publik yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
“Pelayanan terbaik hanya bisa tercipta jika dilakukan dengan hati, bersama-sama. Mari terus bersinergi untuk Indonesia yang lebih sehat, mandiri, dan kuat dalam ketahanan pangan berbasis protein hewani,” pungkas drh. Akbar.(*)
Acara dibuka oleh Kepala BBIB Singosari, drh. Akbar, M.P., yang menegaskan pentingnya makna pelayanan publik yang berdampak nyata.
“Di balik setiap tetes semen beku yang kami distribusikan, ada harapan peternak, ada masa depan gizi bangsa. Komitmen kami adalah menghadirkan layanan yang tulus, cepat, tepat, dan berkualitas untuk mendukung swasembada protein hewani,” tegasnya.
Sebagai wujud nyata komitmen dalam peningkatan mutu layanan, pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Komitmen Layanan BBIB Singosari. Langkah ini menjadi simbol kesungguhan BBIB Singosari untuk terus memperbaiki kualitas layanan secara berkelanjutan, dengan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas dan orientasi pada kebutuhan masyarakat.
Forum ini juga menghadirkan narasumber dari Ombudsman RI. Dalam paparannya, Agus Muttaqin, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Jawa Timur, menekankan bahwa pelayanan publik harus dimaknai sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mewujudkan harapan masyarakat.
“Untuk itu, diperlukan tata kelola pemerintahan yang baik, birokrasi yang efektif, serta penyelenggaraan pelayanan publik yang bebas dari maladministrasi,” jelasnya.
Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama dalam sesi diskusi interaktif. Beragam masukan dan aspirasi disampaikan oleh perwakilan perguruan tinggi, pelaku usaha, hingga peternak. Mulai dari permintaan tarif khusus bagi mahasiswa, penyesuaian tarif IB kambing, usulan pengembangan eduwisata peternakan berbasis desa, hingga harapan penguatan pemantauan efektivitas IB di lapangan.
Menanggapi hal tersebut, BBIB Singosari menyatakan komitmennya untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Bentuk kolaborasi yang dimaksud mencakup penjajakan MoU, pendampingan riset, hingga kemitraan dalam peningkatan layanan.
Sambutan secara daring juga disampaikan oleh Ir. Nurwahidah, M.Si., Kepala Biro Organisasi dan SDM Aparatur Kementerian Pertanian. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan Permentan No. 08 Tahun 2025, BBIB Singosari tidak hanya bertanggung jawab dalam produksi dan distribusi semen beku, namun juga berperan dalam penguatan metode inseminasi buatan serta mendukung program nasional Makan Bergizi (MBG) untuk generasi sehat Indonesia.
Forum Komunikasi Publik ini menjadi langkah nyata BBIB Singosari dalam membangun hubungan yang transparan, partisipatif, dan responsif dengan masyarakat, sekaligus mendukung transformasi pelayanan publik yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
“Pelayanan terbaik hanya bisa tercipta jika dilakukan dengan hati, bersama-sama. Mari terus bersinergi untuk Indonesia yang lebih sehat, mandiri, dan kuat dalam ketahanan pangan berbasis protein hewani,” pungkas drh. Akbar.(*)