Menyongsong program pemerintah untuk peningkatan populasi ternak dewasa ini harus diimbangi dengan ketersediaan pakan yang cukup dan mudah dijangkau, apalagi di musim kering. Pakan alternatif tidak hanya harus memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, namun juga harus punya palatabilitas yang tinggi juga sehingga disukai oleh ternak. Salah satu tanaman yang cocok untuk dijadikan alternatif hijauan pakan ternak dan dapat dipertahankan gizinya dalam kondisi awetan kering adalah alfalfa.
Alfalfa (Medicago sativa L.) juga dikenal dengan nama Lucerne, merupakan jenis tanaman rempah yang memiliki akar yang masuk cukup dalam ke tanah, daunnya terbagi menjadi tiga helai dan bunganya berwarna ungu. BBIB Singosari juga membudidayakan tanaman ini sebagai tanaman hijauan pakan ternak di samping tanaman hijauan yang lain.
Tanaman alfalfa biasanya memerlukan banyak sinar matahari serta tumbuh di tempat yang hangat. Alfalfa dapat ditanam secara tunggal maupun dilakukan tumpang sari dengan tanaman polong-polongan yang lain. Daunnya yang kering sangat rapuh, dan mudah lepas dari tangkainya selama proses pengeringan.
Pada daerah yang banyak alfalfa, tanaman ini dipakai sebagai pakan hewan ternak yang berproduksi tinggi karena mengandung cukup banyak protein, kalsium dan vitamin. Palatabilitasnya yang cukup tinggi, dengan rasa yang disukai hewan membuat tanaman ini cook dijadikan alternatif campuran konsentrat sehingga kebutuhan konsentrat ternak dapat ditekan, dan biaya pakan bisa diturunkan.
Sebagaimana tanaman polong-polongan yang lain, tanaman alfalfa mengalami penurunan kandungan nutrisi seiring dengan penambahan usia tanaman. Sebaiknya tanaman alfalfa dipanen sebelum bunganya mekar. Tahap pertumbuhan/usia tanaman saat dipanen adalah faktor yang paling mempengaruhi nilai gizi alfalfa. Sistem rotasi sangat direkomendasikan jika digunakan pada lahan merumput untuk ternak.
Untuk membuat tepung alfalfa sebagai tambahan pakan konsentrat, kita bisa mengeringkan alfalfa untuk memisahkan daun dari batangnya. Batang kering tanpa daun bisa dipakai sebagai pakan tambahan serat kasar untuk ternak. Daun kering dapat digiling dan sangat baik dicampurkan dalam konsentrat pakan ruminansia maupun unggas. Untuk alfalfa yang masih muda kita perlu hati-hati dalam jumlah pemberiannya pada ruminansia. Jika alfalfa muda dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak maka dapat menyebabkan kembung. Ini bisa dicegah dengan terlebih dahulu melakukan pelayuan, caranya potong alfalfa di pagi hari, lalu berikan ke ternak pada sore harinya. Atau kita juga bisa memberikan pakan rumput pada ternak sebelum pemberian alfalfa. Daun alfalfa kering kaya akan vitamin A, dan sangat baik dicampurkan dalam pakan ayam petelur sehingga bisa didapatkan warna kuning telur yang baik.
Sumber bacaan: The Encyclopedia of Farm Animals Nutrition. 2004. CABI Publishing