Oleh  :

Muhammad Tegar K.K., S.Pt

Pengawas Bibit Ternak Ahli Pertama 

 

Pastura atau padang penggembalaan  adalah lahan yang digunakan untuk penggembalaan dan sumber hijauan segar bagi ternak. Definisi lainnya dari pastura adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman pakan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat (Reksohadiprodjo, 1994). Menurut Parakkasi (1999), Pastura adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia. Padang penggembalaan dapat terdiri atas rumput-rumputan, kacang-kacangan atau campuran keduanya (McIlroy, 1976), dimana fungsi kacang-kacangan dalam padang penggembalaan adalah memberikan nilai makanan yang lebih baik terutama berupa protein, phosphor dan kalium (Reksohadiprodjo, 1994).

Ciri-ciri Pastura yang baik yaitu  produksi bahan kering tinggi, memiliki kandungan nutrien terutama protein kasar yang tinggi, tahan renggutan dan injakan serta kekeringan saat musim kemarau, pemeliharaannya mudah, daya tumbuh cepat, nisbah daun dan batang tinggi, mudah dikembangkan jika dikombinasikan dengan tanaman legume, ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi.

 

Kuantitas dan Kualitas Pastura

Kuantitas Pastura dideskripsikan sebagai herbage mass atau tinggi tanaman. Herbage mass dinyatakan dalam satuan kg BK/ha. Herbage mass merupakan jumlah total dari Pastura jika dipotong, meliputi bagian segar dan bagian yang mati. Herbage mass dinyatakan dalam bahan kering karena kandungan air Pastura dapat bervariasi tergantung dari musim dan perbedaan tahap pertumbuhan. Komponen Pastura untuk menentukan herbage mass adalah tinggi, densitas (kepadatan), dan kandungan air. Nilai herbage mass untuk domba adalah 400 – 1700 kg BK/ha dan untuk sapi 700 – 2900 kg BK/ha. Semakin rendah nilai herbage mass, semakin banyak waktu yang diperlukan ternak untuk merumput agar kebutuhan nutriennya tercukupi Selain herbage mass, tinggi tanaman juga digunakan untuk menentukan kuantitas Pastura (Bell, 2006).

Ciri-ciri Pastura yang baik yaitu  produksi bahan kering tinggi, memiliki kandungan nutrien terutama protein kasar yang tinggi, tahan renggutan dan injakan serta kekeringan saat musim kemarau, pemeliharaannya mudah, daya tumbuh cepat, nisbah daun dan batang tinggi, mudah dikembangkan jika dikombinasikan dengan tanaman legume, ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi.

 

Jenis Pastura (Padang Penggembalaan) 

Tipe Padang Penggembalaan Padang penggembalaan dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu: Padang Penggembalaan Alam, Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki, Padang Penggembalaan Buatan (Temporer), dan Padang Penggembalaan dengan Irigasi.

  1. Padang Penggembalaan Alam, Spesies tumbuh-tumbuhan pakan ternak yang terdapat dalam golongan ini belum disebar atau ditanam dan floranya relatif belum diganggu oleh campur tangan manusia (McIlroy, 1976). Reksohadiprodjo (1994) menambahkan bahwa manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan. Ternak berpindah-pindah secara normal. Menurut Mc Illroy (1976), pengikutsertaan leguminosa yang sesuai untuk membentuk pertanaman campuran rumput atau leguminosa dan pengaturan penggembalaan merupakan langkah pertama yang penting untuk perbaikan padang rumput ini.
  2. Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki, spesies-spesies hijauan pakan ternak dalam golongan ini belum disebar atau ditanam tetapi komposisi botaninya telah diubah dengan jalan mengatur penggembalaaan dengan seksama atau dengan pemotongan, drainase, penggunaan pupuk, pengolahan tanah, penanaman ulang dan pemberantasan tumbuh-tumbuhan pengganggu (McIlroy, 1976).
  3. Padang Penggembalaan Buatan (Temporer), tanaman-tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau seling dengan tanaman pertanian (Reksohadiprodjo, 1994). Menurut Susetyo (1980), padang penggembalaan temporer dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek dilakukan antara 3-4 tahun yang dilakukan dengan jalan memberikan tanaman selingan berupa tanaman pertanian untuk perbaikan kesuburan tanah. Jangka panjang dilakukan antara 6-10 tahun, dimana setelah mencapai kurang lebih 10 tahun padang penggembalaan dibongkar langsung untuk direnovasi, jadi tanpa adanya tanaman selang.
  4. Padang Penggembalaan dengan Irigasi, Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan ternak dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 sampai 4 hari. Cara penggembalaan dengan irigasi dibedakan menjadi: cara ekstensif; cara semi ekstensif; cara stripgrazing; seiling (zero grazing) yaitu hijauan dipotong manusia dan diberikan di kandang (Reksohadiprodjo, 1994). Supaya dapat mempertahankan hasil yang tinggi, maka padang penggembalaan irigasi diperlukan pemupukan berat (McIlroy, 1976).

Faktor-faktor yang perlu Diperhatikan dalam Manajemen Pastura

Komposisi botani padang penggembalaan tidak selalu konstan. Perubahan susunan komponen selalu terjadi oleh pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem penggembalaan. Komposisi suatu padangan dipengaruhi oleh curah hujan, ketinggian tempat dan pengelolaan penggembalaan. Komposisi botani suatu padang rumput sebagian besar ditentukan oleh tata laksananya (McIlroy, 1976). Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggembalaan berat pada awal musim penggembalaan yang diikuti dengan periode istirahat cenderung akan menekan jenis tumbuhan yang masak dini dan menguntungkan jenis-jenis yang tumbuh lambat, sedangkan jika menunda penggembalaan sampai musim penggembalaan lebih lanjut akan berpengaruh sebaliknya

            Jenis tanah berkaitan dengan kesuburan tanah dan menentukan jumlah tanaman yang ditanam sebagian besar rumput dan legume tumbuh pada tingkat pH diatas 6,0. Tanah berpasir tidak sesuai untukPastura sedangkan tanah vulkanik dan aluvial sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Oregon Department of Agriculture (2009), semua jenis tanah cocok ditanami tall fescue, red clover, white clover, birdsfoot trefoil. Tanah yang kering dan dangkal dengan drainase yang baik cocok ditanami alfalfa, orchadgrass, perennial ryegrass. Tanah yang kurang air cocok ditanami alsike clover, big trefoil, dan perennial ryegrass. Tanah dengan drainase campuran, dataran tinggi, dan sengkedan cocok ditanami alfalfa, orchardgrass, perennial ryegrass, alsike clover, big trefoil.

Iklim menentukan pertumbuhan tanaman, juga mempengaruhi kadar air dan kualitas nutrien secara keseluruhan dalam tanaman pakan. Komposisi tanaman berupa kombinasi sederhana dari rumput dan satu atau dua macam legume menghasilkan kualitas hijauan yang lebih tinggi daripada kombinasi yang lebih kompleks. Kombinasi sederhana juga mempermudah manajemen grazing, yang penting untuk menjaga kestabilan produksi, komposisi tanaman yang diinginkan, dan kepadatan tutupan lahan. Aspek topografi berupa ketinggian lahan dan kemiringan lereng berpengaruh bagi kualitas Pastura karena menentukan temperatur lingkungan dan intensitas sinar matahari yang diterima tanaman. Manajemengrazing harus diatur dengan cermat, yaitu mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lahan agar tidak merusak lingkungan dan dapat memenuhi kebutuhan hijauan bagi ternak (Casale, 2012).

Manajemen Pastura yang tepat dapat meningkatkan produksi hijauan, mengurangi populasi gulma, mencegah erosi, mengurangi pengeluaran untuk pakan, herbisida, dan pupuk, mencegah pemadatan tanah dan hilangnya unsur hara (Oregon Department of Agriculture, 2009).

 

Daftar Pustaka

Casale, R. 2012. Pastura Management. Natural Resources Conservation Service (NRCS) Office, Oregon.

Oregon Department of Agriculture. 2009. Pastura Management For Small Acreage Animal Owners. Natural Resources Conservation Service (NRCS) Office, Oregon.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Cetakan pertama. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropis. Edisi Kedua. BPFE. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.